Seorang Pujangga berkata, “Seorang ibu ibarat madrasah, apabila kamu disiapkan dengan baik, berarti kamu menyiapkan satu bangsa yang harum namanya.”
Demikianlah, pada dasarnya perempuan dituntut untuk berperan dalam peradaban bangsa. Tulang rusuk bengkok ini tidak diciptakan untuk hanya bermanja-manja ataupun sebagai penghias dunia maskulin lelaki layaknya gula-gula yang manis rasanya sebagai kudapan penyenang lidah. Visi mulianya, telah jelas jika wanita itu memahaminya.

Adapula ungkapan yang sudah kita kenal bahwa “Di balik keberhasilan seorang pembesar, ada wanita di sisinya.”
Begitulah wanita seharusnya berkiprah, bahwa nilainya bukan hanya pada kecantikan ragawinya namun lebih kepada perangkat lunak yang ada di dalamnya. Adapun kecantikan ragawi seorang wanita hanya sebagai pelengkap dan bukan merupakan unsur pokok dalam dirinya terkait visi mulia kehidupannya. Karena, setiap wanita bisa jadi merona sepanjang masa dengan rangkaian kerja nyata dalam rangka mewujudkan visi mulianya. Pun, bisa menjadi hina karena perspektifnya sendiri.
Lantas, apakah kita sudah mempersiapkan diri dengan baik dalam menyambut peran kita yang sebenarnya?